Merajut Mimpi Bersama ASUS VivoBook 15 A516
Kata orang, masa SMA adalah masa yang paling indah. Dan betul, aku dulu merasakannya. Sangat menikmati bergaul dengan banyak teman dan ikut berbagai organisasi. Sekolah sangat menyenangkan.
Setiap pagi ketika bangun tidur, aku mencium aroma bawang goreng. Nenekku sedang menggoreng nasi untuk sarapan cucu-cucunya. Teh manis panas sudah tersedia di meja, tinggal menunggu nasi goreng yang matang sebentar lagi.
Mataku masih terasa berat, udara dingin menusuk kulit. Ingin rasanya kembali bergelung dalam selimut, tapi aroma bawang tadi mampu menarikku bangun. Menyeret paksa kakiku ke kamar mandi. Harus mandi dulu, ganti pakaian sekolah, baru boleh makan nasi goreng dan menyeruput teh manis hangat. Aaah, seketika kantuk hilang.
Aku tinggal di desa Jatimarto, kalau mau ke sekolah biasanya aku naik motor. Sekolahku ada di Kota Wonogiri. Biasanya aku berboncengan dengan teman naik motor, perjalanan sekitar satu jam, atau bisa kurang dari itu jika sedikit ngebut.
Masa SMK ku sangat indah, dalam hal prestasi juga nggak jelek-jelek amat. Sering masuk tiga besar, hingga pernah dapat tawaran beasiswa kuliah dari salah satu guru kewirausahaan. Waktu itu aku senang sekali. Sudah membayangkan akan menjalani kuliah dengan teman-teman baru, pasti asyik!
Tapi, semua nggak berjalan seperti yang aku inginkan, saat Ujian Sekolah, ibuku berpulang. Meninggalkan tanggung jawab besar. Hingga mengharuskan aku meninggalkan cita untuk kuliah.
Lulus SMK, aku ke Jakarta sendiri. Naik bus AKAP dengan kenek yang kurang ajar. Selalu menggoda hingga membuatku risih. Kala itu aku masih bocah ingusan, jadi yang kulakukan hanya diam. Untunglah hanya sebatas pelecehan verbal dan bukan fisik.
Di Jakarta aku tinggal di kontrakan kakakku. Mencari pekerjaan belum ada yang diterima tapi tanggung jawab yang ditinggalkan ibuku nggak bisa menunggu. Nggak ada pilihan lain. Akhirnya aku memutuskan untuk berjualan jamu. Waktu itu aku keliling sekitar Pasar Rumput, Jakarta Selatan. Menjajakan jamu pada orang-orang, nggak pandang bulu, semua orang aku tawarin. Memang skill marketingku waktu itu nol besar, haha
Baca juga: Jangan Buru-buru, Lakukan Ini Dulu Sebelum Membeli Laptop Baru
Aku punya dua kakak perempuan, karena satu dan lain hal. Kakak pertamaku nggak bisa membantu untuk memikul tanggungjawab itu. Jadi hanya aku dan kakak keduaku yang menanggungnya.
Beberapa bulan berjalan, tanpa hasil yang memuaskan. Jiwa remajaku merasa lelah dan ingin menyerah.
Kemudian ada kabar baik dari Kakak keduaku, ada lowongan pekerjaan sebagai admin di sebuah perusahaan IT yang sedang berkembang.
Singkat cerita, aku diterima. Dengan gaji 1,5 juta per bulan di tahun 2011. Setiap bulan aku harus menyisihkan untuk bank 900 ribu, kontrakan 300 ribu, dan untuk hidup sebulan 300 ribu.
Waktu itu kost-an sekitar kantor sudah di angka 600 – 800 ribu. Tapi aku bisa mendapatkan tempat murah, dengan sepetak kamar ukuran 1,5m x 2m. Ya, kecil banget!
Dindingnya dari triplek, kamar mandi di luar, dan banyak sekali pramuria dan pemakai obat-obatan terlarang. Di dinding kamar mandi pun banyak sekali muncratan darah. Di atap yang bolong, juga banyak suntikan bekas pakai. Makanya aku beli ember sendiri untuk mandi, takut mau mandi di bak mandi yang sama.
Tapi satu hal yang aku syukuri, mereka sangat baik dan sopan, nggak ada yang kurang ajar atau kasar. Karena itu aku betah tinggal di sana. Apalagi untuk mencari tempat lain, kondisi keuanganku nggak memungkinkan.
Saat itu perjalanan hidupku memang nggak mudah. Penuh liku dan jalan terjal. Hingga cita untuk mengecap bangku kuliah mulai pudar.
5 tahun kemudian, aku bekerja di sebuah perusahaan IT juga. Dengan gaji yang lebih baik, atasan yang baik, dan teman-teman yang ramah.
Mungkin ini yang namanya terjebak zona nyaman. Aku hanya menjalani rutinitasku sebagai orang kantoran. Masuk pukul 9, pulang pukul 5 sore. Menunggu gaji yang masuk setiap akhir bulan.
Setiap weekend pun waktu luangku habis untuk menonton drama korea, hangout dengan teman-teman, atau nobar film horror di kost dengan teman satu kosan.
Gaji pun hanya numpang lewat untuk menunjang keinginan dan bukan kebutuhan. Sama sekali nggak terpikirkan masa depan.
Lalu, aku menikah. Kemudian dikaruniai seorang putri cantik bernama Rhea Arunika. Sekarang usianya 2 tahun.
Aku resign dan menjadi full time ibu rumah tangga. Karena memang aku nggak mau kasih Rhe untuk diurus orang lain.
Masa kecilku nggak sebahagia masa SMK-ku, ada trauma yang hingga kini masih terngiang. Membuatku ngeri jika hal tersebut terulang pada Rhe.
Awal-awal jadi full time IRT masih aku nikmati. Tapi lama-lama bikin aku stress. Sungguh, mengurus anak sembari mengurus rumah dan suami itu ternyata nggak mudah. Apalagi waktu itu suamiku selalu lembur hingga minim berkontribusi dalam urusan rumah.
Lalu tibalah pandemi. Karena suka overthinking, soal si virus ini. Apalagi Rhe waktu itu baru berusia satu tahun. Akhirnya aku memutuskan untuk pindah selamanya di kampung.
Di kampung kondisi mentalku membaik. Udara lebih segar, dingin, dan banyak pepohonan, rumah juga lebih luas.
Saat awal pandemi suami juga dirumahkan sementara tanpa gaji. Sampai kami kalang-kabut gadai ini itu untuk bertahan hidup.
Yang paling aku pikirkan adalah Rhe. Anakku yang masih kecil, yang masa depannya masih jauh, yang jalan hidupnya masih panjang. Apakah kami sebagai orangtuanya sudah layak? Sudah mampu?
Disitulah aku tersadar. Aku nggak bisa begini terus. Aku harus mencari solusi, mencari jalan lain. Karena di kehidupanku kini ada cita Rhe yang harus aku perjuangkan.
Blog yang awalnya hanya untuk curhat iseng, sekarang mulai aku garap serius. Aku ingin menjadi blogger profesional. Nggak main-main. Demi Rhe, selain itu, aku juga ingin membawa manfaat untuk pembaca blogku.
MERAJUT MIMPI BERSAMA ASUS VivoBook 15 A516
Kenapa harus merajut mimpi?
Karena buatku mimpi itu bisa diwujudkan seperti halnya merajut. Pelan-pelan, sabar, terkadang benangnya salah masuk jadi harus diperbaiki, sesekali ada benang kusut yang harus diluruskan kembali, evaluasi apa yang salah agar kesalahan yang sama nggak terulang lagi, harus konsisten, agar rajutan selesai.
Walau salah, lelah, sakit, kini aku niatkan untuk menggapai mimpiku menjadi penulis, saat ini menulis di blog. Nanti jika Rhe sudah besar, dan memiliki banyak waktu, aku ingin membuat novel.
Aku juga sudah gagal berkali-kali, ikut lomba blog gagal, cerpen gagal, cerita anak gagal, dan masih banyak lagi yang gagal. Awalnya memang sakit, sedih. Tapi kini aku nggak takut lagi, semakin bertambahnya usia bukan kegagalan lagi yang aku takutkan. Tapi penyesalan untuk nggak melakukan yang terbaik selagi bisa.
Setahun ini mengelola ingoldlife.com ternyata bukan perkara mudah. Apalagi aku masih awam banget dengan SEO, dan tools untuk blog lainnya.
Untuk bekal dan menambah ilmu mengenai blog, aku mengikuti banyak kelas dan ikut beberapa komunitas blogger. Belajar sambil praktek.
“Keberuntungan adalah persiapan yang bertemu dengan kesempatan.” – Lucius Annaeus Seneca
Jadi untuk menciptakan keberuntunganku sendiri, aku harus membuka banyak-banyak kesempatan dengan cara mengikuti banyak komunitas, ikut lomba blog, mendaftar di situs-situs freelancer, dan konsisten mengupdate tulisan di blog minimal seminggu sekali.
Menulis di blog pun nggak hanya sekedar menulis, banyak sekali hal yang harus diperhatikan. Kalau aku sih karena masih pemula yang paling penting adalah menentukan keyword yang pas dengan tulisan, memakai gaya tulisan yang ringan, dan mendesain blog, membuat infografis, dan membuat banner tulisan secantik mungkin.
Nah, disinilah kendala terbesarku. Aku nggak bisa mendesain dengan maksimal karena laptopku jadul banget, lemot pula. Jadi aku mendesain dengan bantuan Canva menggunakan ponsel. Karena kalau pakai laptop bukannya cepet tapi malah jadi lama, setiap klik tuh nunggu loadingnya lama banget! Haha
Jadi daripada menghabiskan banyak waktu, padahal waktu saja aku beneran cuma punya dikit, nyelip-nyelip dikitlah saat mengasuh Rhe, atau pas Rhe sudah tidur. Seperti sekarang, aku menulis ini di saat pukul 2 dini hari.
Makanya salah satu wishlist ku saat ini adalah ingin punya laptop yang mumpuni, yang mampu menunjang impianku, yang tahan banting hingga bisa membantuku merajut mimpi yang masih panjang sekali.
Banyak hal yang belum aku lakukan, banyak hal yang harus aku perbaiki.
LAPTOP INCARANKU ADALAH ASUS VIVOBOOK 15 A516
“Komputer masa kini memiliki tampilan berbeda karena mereka memang berbeda. Dengan solid-state drive (SSD) dan teknologi terkini, Anda mendapatkan kecepatan, keamanan, ketahanan, dan desain yang cantik. Kami telah melakukan jajak pendapat, dan hasilnya, orang-orang lebih senang saat bepergian dengan PC modern.”
Apa saja sih kelebihan ASUS VivoBook 15 A516? Dan kenapa aku sangat ingin memilikinya? Yuk kita bahas satu per satu.
BERKENALAN DENGAN ASUS VIVOBOOK 15 A516
Belum lama ini ASUS telah merilis laptop terbaru yaitu ASUS VivoBook 15 A516. Laptop dengan spesifikasi gahar dengan harga mulai 5 jutaan. Laptop yang aku idamkan, sebagai amunisi untuk merajut cita dan asa yang belum lama ini aku impikan.
MATA LEBIH NYAMAN DENGAN LAYAR 15″, RESOLUSI FULL HD, DAN LAYAR ANTI SILAU
Berjam-jam menulis tentu saja membuat mata lelah. Apalagi aku kalau nulis seringnya tengah malam hingga menjelang subuh. Hanya itu waktu luang yang aku punya tanpa gangguan anak. Bukannya tanpa gangguan sama sekali ya, karena Rhe kadang juga kebangun minta susu, minta pipis, atau minta dielus terus Rhe tidur lagi. Dan aku bisa kembali berkutat di depan laptop. Yeah!
Walau sempat bangun, tapi distraksinya minim sekali, apalagi suasana juga sunyi menambah konsentrasi saat menulis.
Tapi yang nggak enak, mata jadi mudah lelah. Entah ini karena waktu yang aku pilih untuk menulis, yang seharusnya waktunya untuk tidur, atau memang mataku memang mudah lelah. Jadi kantung mataku memang terlihat hitam.
Nah, laptop ASUS VivoBook 15 A516 ini memiliki layar lebar 15″, resolusi hingga Full HD, dan yang paling aku suka adalah anti silau yang berfungsi untuk mengurangi pantulan dan silau yang mengganggu. Sehingga mata lebih nyaman, dan kerja pun lebih fokus pastinya.
MAKIN SEMANGAT MEMBUAT KONTEN BLOG DAN MEMPERCANTIK SOSIAL MEDIA
Saat ini, menjadi seorang blogger profesional itu nggak mudah. Apalagi sebagai pendatang baru seperti aku, harus memberikan effort lebih agar di notice.
Salah satunya dengan cara membangun personal branding. Di blog maupun di sosial media.
Adakah yang belum tau apa itu personal branding?
Kalau versiku, personal branding adalah usaha untuk menciptakan keunikan atau ciri khas tersendiri agar selalu diingat oleh orang lain.
Kalau di blog aku lebih membuat tulisan yang santai, dan desain yang enak dilihat. Soft tapi mencuri perhatian. Tapi sekarang aku hanya bisa membuat desain seadanya karena keterbatasan perangkat.
Selain lemot, keyboard bawaan laptopku juga bermasalah, suka mengetik sendiri. Padahal sudah dua kali aku ganti keyboardnya. Itu pun juga ganti sendiri, bermodalkan video tutorial di YouTube. Haha
Terakhir aku ganti keyboardnya 4 tahun yang lalu, dan sekarang bermasalah lagi. Sampai ada beberapa tombolnya yang aku congkel paksa. Dan lama-lama entah kenapa kerusakannya merembet. Dari beberapa yang aku congkel tadi, yang lain jadi ikut-ikutan mengetik sendiri. Ah, aku lelah.
Sudah malas bongkar-pasang laptop lagi, akhirnya aku memutuskan untuk beli external keyboard, lalu aku taruh di atas keyboard bawaannya.
Dan ASUS VivoBook 15 A156 ini dilengkapi dengan keyboard full-size dan ada backlitnya. Cocok untuk menulis di tempat yang minim cahaya. Didesain secara ergonomis, konstruksi satu bagian yang kokoh dan key travel 1,4 mm memberikan pengalaman mengetik yang nyaman.
Selain kenyamanan menulis, keaslian software pun nggak kalah penting, ya.
“Nikmati semua manfaat dengan PC yang lengkap – PC sudah termasuk Office Home & Student 2019. Aplikasi Office versi lengkap (Word, Excel dan PowerPoint) memberikan semua fungsi yang dibutuhkan dan diharapkan oleh penggunanya. Penggunaan aplikasi Office seumur hidup dapat memastikan Anda untuk selalu memiliki akses ke fitur yang Anda kenal dan sukai. Dilengkapi dengan 100% aplikasi Office asli, software juga akan terus mendapatkan pembaruan keamanan yang rutin untuk melindungi perangkat, program dan data Anda.”
Kemudian untuk visual blog dan sosial media aku selalu mendesain dan edit konten gambar menggunakan HP. Karena laptop nggak memungkinkan untuk menjalankan program yang agak berat. Dipastikan bisa darah tinggi kalau dipaksakan. Daripada mengedit gambar di laptop, mending waktunya aku pakai untuk tidur. Dijamin waktuku akan terbuang sia-sia.
“Laptop dengan prosesor Intel® Core™ 10th Gen series ke atas didesain untuk performa dan mobilitas. Dengan efisiensi yang tinggi serta dimensi thin and light, laptop menawarkan peningkatan performa dan produktivitas untuk penggunanya. Konektivitas WiFi generasi terbaru juga memungkinkan transfer data 3x lebih cepat dibanding generasi sebelumnya.”
Nah, ini. Karena aku masih pemula, jadi aku sering ikut kelas blogger melalui zoom atau google meet. Dan lagi-lagi aku selalu menggunakan HP, itu pun harus hapus beberapa aplikasi dan data dulu agar ponsel nggak ngelag. Duh, ponselku ini memang sudah terlalu keras bekerja.
Ibaratnya dia job desc nya sudah overload. Sudah saatnya dia mendelegasikan sebagian pekerjaannya ke perangkat lain. Huhu… Sabar ya.
Dan satu lagi wishlistku yang belum tercapai adalah mendesain tampilan blog dengan Elementor. Sudah install semua plugin yang dibutuhkan, tinggal dijalankan saja. Tapi lagi-lagi laptopku nggak kuat saudara! Haha
Aku coba pakai ponsel juga error terus. Akhirnya aku menyerah setelah berulang kali mencoba tapi nggak ada hasilnya. Semoga suatu saat aku bisa memiliki laptop ASUS Vivobook 15 A156 ini.
RINGAN, PRAKTIS, DAN MUAT BANYAK
Selain jeroan yang gahar, dukungan hardware pendukung yang kokoh dan ringan pun menjadi pertimbanganku dalam memilih laptop.
Apalagi laptop ini dibeli dengan tujuan bisa dibawa kemana pun. Mobile. Bisa dipakai dimana saja. Apalagi pekerjaan menulis membutuhkan suasana baru agar inspirasi terus mengalir.
Kalau di kasusku, nggak harus ke cafe, tapi bisa di bawah pohon nangka depan rumah. Atau bisa juga di bawa meeting jika ada client yang ingin bertemu nantinya.
ASUS VivoBook 15 A156 ini memiliki bobot keseluruhan hanya 1,8kg. Untuk kebutuhan everyday use, yang artinya sangat cocok untuk penggunaan sehari-hari. Terlihat bagus juga, dengan lapisan Transparent Silver atau Slate Grey.
Sangat praktis dengan finger print pengguna sudah bisa log in. Nggak perlu lagi rempong ngetik password.
Laptop ini juga dilengkapi dengan port USB-C® 3.2 yang bisa diputar balik sehingga menghubungkan perangkat lain jadi lebih mudah. Kecepatan transfer data hingga 10x lebih cepat dari koneksi ISB 2.0. Ini juga termasuk port USB 3.2, tipe-A dan USB 2.0. Ini membuat penggunanya lebih mudah menghubungkan periferal, layar, dan proyektor.
Kamu bisa memilih laptop yang sesuai dengan kebutuhan.
Dengan prosesor Intel® Core™ i5 generasi ke-10 dan grafis diskrit NVIDIA® MX330, ASUS VivoBook 15 A516 membuat pekerjaan lebih cepat selesai.
Last but not least, ASUS VivoBook 15 A156 juga memiliki ruang penyimpanan ganda. Bisa banget untuk menyimpan hasil tulisan, media blog, koleksi foto pribadi, juga film-film korea. Hehe
Mimpi itu memang perlu dirajut, bukan didiamkan kemudian menyesal.
Salam,
Ning!
“Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS – 15 Inch Modern PC. Bigger Dream, Wider Screen Writing Competition bersama dewirieka.com”.
Sumber tulisan: https://www.asus.com/id/Laptops/For-Home/Everyday-use/A516/
Posting Komentar untuk "Merajut Mimpi Bersama ASUS VivoBook 15 A516"
Posting Komentar